Di zaman serba modern seperti saat ini, obat-obatan tradisional kerap masih dipercaya lebih ampuh untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit oleh masyarakat Indonesia. Banyak obat-obatan herbal dapat diperoleh dari tanaman-tanaman yang ada di sekitar kita, seperti kunyit, ginseng, jahe, kayu manis dan, satu lagi yang tidak boleh ketinggalan, secang. 

Tanaman secang telah dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu bahan pengobatan tradisional. Dengan mengeringkan kayunya dalam waktu tertentu untuk kemudian diolah menjadi ramuan, secang dapat menjadi penyembuh mujarab untuk penyakit-penyakit tertentu. Biasanya, kayu secang dianggap hanya berkhasiat jika diracik/dicampur dengan bahan-bahan seperti jahe, serai dan lain-lain. Tetapi, nyatanya, ada sejuta khasiat tersendiri yang tersembunyi dari tanaman yang satu ini. 

Berkenalan Lebih Dekat dengan Kayu Secang

Kayu secang memiliki nama latin Caesalpinia Sappan atau Biancaea. Tanaman ini diperkirakan berasal dari wilayah sekitar India Tengah-Timur, Cina Selatan dan Semenanjung Malaya. Namun, asal usul tumbuhan ini tidak diketahui dengan pasti sampai sekarang. 

Tanaman secang tumbuh subur di Indonesia, Malaysia dan India. Selain itu, tumbuhan ini juga telah lama dibudidayakan orang di beberapa kawasan Asia Tenggara lainnya. Sementara itu di Benua Afrika, tanaman secang tumbuh di Nigeria, Uganda, Reunion, Mauritius, Kongo, Tanzania dan Afrika Selatan. 

Tanaman Secang memiliki daun yang berukuran kecil dan termasuk jenis pohon berduri. Buahnya yang berwarna kehijauan sekilas mirip dengan petai cina, namun ketika matang, buah secang akan berubah warna menjadi kecokelatan. Selain itu, pada pucuk tanaman ini terdapat bunga berwarna kuning/jingga.

Pada umumnya, secang tumbuh alami di lahan-lahan yang berlereng. Karena sifatnya yang tidak tahan terhadap genangan, tumbuhan yang satu ini tumbuh subur pada tanah-tanah kering atau berbatu kapur, juga di tanah berpasir di dekat sungai.

Khasiat Kayu Secang

Di Indonesia sendiri, kayu secang banyak ditanam sebagai tanaman pagar di Pulau Jawa, pada pegunungan-pegunungan berbatu di daerah yang tidak terlalu dingin. Oleh karena itu, orang-orang Jawa sering mengolah tanaman ini menjadi minuman (wedang). Bahkan, pada mulanya, wedang secang merupakan minuman favorit raja-raja Keraton Yogyakarta dan Majapahit. Namun, sekarang minuman berwarna merah ini sudah umum dikonsumsi oleh khalayak ramai. 

Pada umumnya, minuman berbahan serutan kayu secang dinikmati dengan cara diseduh. Kini, kayu secang juga sudah tersedia dalam bentuk ekstrak atau suplemen. Selain untuk menghangatkan tubuh, kandungan bahan aktif yang terkandung di dalam kayu secang dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit. Apa sajakah itu? Mari kita simak sejenak beragam khasiatnya:

  • Penangkal Tumor

Tumor adalah perkembangan jaringan sel yang tidak normal. Ada tumor yang jinak, ganas, dan ada pula yang menjadi kanker. Salah satu manfaat dari kayu secang adalah sebagai penangkal tumor. Melalui sejumlah penelitian, diketahui bahwa ekstrak air dari kayu batang secang yang ditambah 50% etanol dapat menghambat perkembangan sel tumor. 

  • Mengatasi Radang Tenggorokan

Ekstrak serutan kayu secang juga telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus Alpha. Bakteri ini dapat hidup pada kulit dan tenggorokan manusia yang menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Pada saat bakteri ini menyebabkan infeksi, penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, seperti sentuhan kulit, lendir atau luka.

  • Anti Bakteri

Menurut beberapa penelitian, salah satu manfaat kayu secang juga untuk melawan berbagai jenis bakteri. Infeksi bakteri dikenal sebagai salah satu penyebab penyakit menular. Contohnya, Basil subtilis (penyebab muntaber/gastroenteritis), staphylococcus aureus (penyebab bakteremia, endokarditis, osteomielitis serta penyakit kulit), salmonella typhi (penyebab tipes), dan E. coli (penyebab diare dan gangguan pencernaan umum). Kayu secang dapat meningkatkan kerja sistem imun tubuh, yang pada gilirannya dapat menangkal pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut.

  • Mencegah Diabetes

Salah satu khasiat kayu secang yang tersembunyi alias jarang diketahui oleh banyak orang adalah menurunkan gula darah atau mencegah diabetes. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, ekstrak kayu secang dapat meningkatkan metabolisme glukosa pada tikus dengan hipoglikemia. Hipoglikemia adalah sebuah kondisi ketika kadar gula dalam tubuh berada di bawah normal. Akan tetapi, konsumsi secang sebagai obat diabetes masih perlu dikonsultasikan dengan para ahli. 

  • Menghentikan Diare

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kayu secang kerap dikonsumsi sebagai minuman herbal atau jamu yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti diare. Beberapa studi yang mendukung teori ini menyebutkan bahwa kayu secang dapat membasmi bakteri penyebab diare karena mengandung zat antibakteri. Selain itu, teh herbal atau jamu dari kayu secang juga dapat digunakan oleh orang yang sedang diare untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya agar terhindar dari dehidrasi. Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kayu secang sebagai obat diare ini. Jika setelah mengkonsumsi secang diare tak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter agar mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.

Masih banyak lagi manfaat-manfaat dari kayu secang bagi kesehatan tubuh. Selain kelima hal di atas, kayu secang juga dapat membantu untuk mencerahkan kulit dan dapat mengatasi jerawat. Sejak zaman dulu, sekitar abad ke-17, kayu secang diberitakan telah menjadi komoditas rempah-rempah yang populer.

Pada waktu itu, masyarakat menggunakannya sebagai zat pewarna alami dan obat tradisional untuk menambah stamina, mencegah masuk angin, menghangatkan bada, memberi rasa nyaman pada perut dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, studi mengenai manfaat kayu secang kian banyak dan berkembang. 

PKN 2021 mengambil tema sandang, pangan dan papan sebagai tema besarnya. Sejumlah lokakarya dan konferensi tentang tiga isu tersebut diselenggarakan untuk menambah wawasan masyarakat tentang kekayaan biokultural yang ada di sekeliling kita. Secang, misalnya, hanya satu dari ratusan, atau bahkan ribuan bahan pengobatan herbal yang mudah kita temui dan peroleh. Jadi, jangan lupa untuk mengikuti seluruh program PKN 2021 untuk mengetahui lebih banyak kekayaan biokultural di tanah air kita. 

Inspirasi Lainnya:


Tidak ada komentar

Tulis komentar

JADIKAN PKN LEBIH BAIK LAGI

Kami terus berupaya memberikan sajian acara yang berkualitas dengan mengangkat Kebudayaan Nasional untuk dapat lebih dikenal secara luas. Bantu kami menjadi lebih baik dengan mengisi survey sebagai bahan evaluasi di masa mendatang.

ISI SURVEYNYA DI SINI!