
Beliau mulai bergelut di bidang usaha Tenun Ikat Sumba dengan warna alam sejak tahun 1994. Keterampilan tentang tenun itu diwariskan oleh Ibunda Beliau. Karena faktor ekonomi, Beliau tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lebih tertarik ke usaha tenun. Padahal kala itu, keahlian tentang tenun ini didominasi oleh kaum perempuan. Beliau tetap fokus dengan warna alam karena merupakan warisan dari nenek moyang Beliau. Penggunaan warna alam pada tenun ikat sangat ramah lingkungan. Semua bahan pewarna alam ada di wilayah sekitar. Tumbuhan pewarna bisa dibudidaya di lahan sendiri dan pemeliharaan tanaman pewarna tidak sulit. Cara melestarikan Tenun Ikat Sumba adalah tetap konsisten dengan warna alam, mempertahankan motif lokal, proses tenun yang manual, dan kualitas tenunan. Yang terpenting adalah menanam tumbuhan pewarna alami agar pasokan warna tetap tersedia.