
Pagelaran Adat Haroan Boru Lakka Markabuatan
Pagelaran Adat Haroan Boru Lakka Markabuatan mengangkat cerita tentang penyambutan kedatangan menantu perempuan dengan rasa suka cita sebagai bentuk syukur atas berlangsungnya pernikahan antar dua insan. Prosesi adat ini dimulai dengan penyambutan (Mangalo-alo Boru), penyuguhan daun sirih (Menyurduon Burangir Taon-taon), penyediaan tepung tawar (Manyattan Boru), penyambutan kedatangan pihak keluarga besan (Mangalo-alo Mora), pertunjukan berbalas pantun (Marosong-osong), sidang adat penyerahan rangkaian acara adat kepada Raja (Maralok-alok), pertunjukan tarian tradisional (Manortor), pemberian kata tuntunan kepada muda-mudi tentang aturan adat dalam perkawinan (Tu Sopo Godang), penobatan gelar kepada kedua mempelai (Patuaekkon) dan perjamuan makanan sebagai sesi terakhir prosesi adat (Mangupa), disertai dengan pembacaan kata tuntunan (Makkobar) sebagai bekal dalam menempuh kehidupan rumah tangga. Makkobar diawali dari pihak perempuan (Ina) diantaranya adalah Ibu dari pihak mempelai laki-laki, dilanjutkan oleh Istri dari saudara laki-laki Ayah pengantin laki-laki, saudari perempuan dari pihak Ayah pengantin laki-laki, besan dari saudari perempuan Ayah pengantin laki- laki, orang yang dituakan dalam acara perjamuan, dan selanjutnya pihak laki-laki (Ama) melakukan prosesi dengan urutan yang sama. Pagelaran adat ini akan ditutup oleh seorang Raja Panusunan Bulung yang menjadi pemimpin dalam rangkaian pagelaran adat Haroan Boru Lakka Markabuatan.