


#bagirantang
#bagirantang merupakan video hasil kolaborasi antara Parti Gastronomi dan Sembilan Matahari. Karya ini ingin mengajak khalayak untuk mengaktifkan kembali tradisi Nganteuran, Rantangan dan Ancak/tukar rantang. Tradisi ini menjadi bagian yang melekat sejak dulu dalam kebudayaan Jawa Barat. Tradisi ini biasanya didahului kaum muda yang mengantarkan rantangan (secara tradisional berisi ayam bakar, nasi, kopi, dan
rokok) kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Dalam situasi pandemi ini, tradisi Nganteuran, Rantangan dan Ancak menjadi penting untuk diangkat kembali, karena kita harus semakin peduli dengan kondisi sesama. Harapannya video ini dapat menjadi pesan baik yang merambat serta menjadi pemantik gerakan sosial yang lebih luas pada masyarakat Jawa Barat.
Warna-warni Alami Ikat Celup Shibori
Masyarakat Jawa Barat memiliki sejarah pemenuhan sandang yang khas. Masyarakat yang hidup dengan konsep budaya siger tengah yang artinya hidup tidak berkekurangan namun tidak berlebihan atau seimbang . Hampir di setiap zaman, terdapat berbagai teknik pemenuhan sandang terutama bagi masyarakat Jawa Barat. Ragam jenis pakaian dengan teknik batik tulis,batik cap dan ikat celup atau shibori memiliki eksistensi menempati zamannya sendiri. Beragam istilah terutama dalam kegiatan mewarnai pakaian kerap menjadi istilah tempat bahkan tersimpan di dalam cerita rakyat.
Konsep keseimbangan ini dimanifestasikan ke dalam berbagai sumber pewarna kain (sandang) alami yang sudah dikenal di Jawa Barat. Salah satu diantaranya adalah pewarna alami “Tarum” yang berasal dari pohon tarum.
Salah satu teknik yang menjadi titik balik segala teknik pewarnaan berbahan alami adalah Ikat Celup atau di dunia fesyen dikenal dengan teknik Shibori. Ikat Celup yang menggunakan pewarna alami ini dapat dengan mudah dilakukan oleh siapa saja mengingat daerah Jawa Barat – seperti halnya daerah lain di Nusantara – menyimpan banyak sumber potensi warna yang beragam. Selain kemudahan memperoleh bahan warna dan teknik pewarnaan yang sederhana, Ikat Celup juga menyimpan pesan keberagaman. Hampir tidak ada hasil yang sama persis. Teknik Ikat Celup ini menunjukan kekhasan dari setiap karya yang dibuat.
Kerusakan ekosistem akibat eksploitasi yang tidak diimbangi dengan upaya pemulihan dan stigma kepada masyarakat Jawa Barat yang intoleran menjadi permasalahan yang hendak dihadapi. Semoga dengan memperkenalkan Warna-warni Alami Ikat Celup Shibori ini, pesan kemandirian dan keragaman dapat menjadi kearifan lokal yang ditawarkan oleh Jawa Barat.
Sebagaimana yang telah dipraktekan oleh SMK Bakti Karya Parigi dengan adanya keberagaman siswa dari berbagai suku di Indonesia, video Warna-Warni Alami Ikat Celup Shibori ini diharapkan dapat menjadi tren masa depan masyarakat Indonesia bahkan dunia dalam mengatasi pemenuhan sandang manusia yang selaras dengan alam dan budaya masyarakat untuk kemajuan peradaban bersama.
Inovasi Mikro Arsitektur Hunian (IMAH)
Permintaan akan hunian semakin meningkat. Namun, di sisi lain pembangunan secara masif menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Tidak hanya kerusakan lahan akibat hilangnya fungsi ruang terbuka hijau, tapi juga dampak lain yang mungkin ditimbulkan. Konsep tritangtu di Jawa Barat yang terbagi menjadi 3 bagian tercermin dalam bentuk bangunan rumah di Jawa Barat yaitu wilayah atap (Buana Luhur), wilayah tengah (Buana Panca Tengah), dan wilayah bawah (Buana Larang) di dalam konsep ini masyarakat Jawa Barat ingin menunjukan bahwa rumah sebagai tempat berlindung dalam mengharmonikan dirinya dengan pencipta, manusia (diri kita) dan lingkungannya. Tradisi pembuatan rumah masyarakat Jawa Barat selalu disesuaikan dengan kebutuhannya, yang tercermin dari bentuk bentuk atap (Suhunan) rumah di Jawa Barat yang menunjukan kebutuhan dan luas lahan yang dimilikinya diantaranya bentuk badak heuay yang memiliki dua ruangan sesuai kebutuhannya, bentuk parahu kumureb, bentuk sulah nyanda dan bentuk julang ngapak.
RAWHAUS adalah komunitas arsitek di Jawa Barat yang mengambil konsep budaya Jawa Barat. RAWHAUS kemudian menerjemahkannya ke dalam bentuk kontemporer, tangguh, berkelanjutan dan mengoptimalkan kebermanfaatan. Keinginan untuk menyebarkan nilai-nilai keberlangsungan leluhur demi masa depan yang lebih baik inilah yang kemudian mendorong RAWHAUS untuk membuat karya Inovasi Mikro Arsitektur Hunian (IMAH), micro house dari bahan daur ulang pertama di Indonesia. IMAH dari RAWHAUS merupakan salah satu karya yang menunjukkan bahwa konsep dan nilai budaya yang dimiliki oleh Jawa Barat tak lekang oleh zaman, sehingga masih bertahan dan relevan dengan perkembangan secara global: eco-friendly, zero waste, sustainable.