
Tradisi Mangupah-upah Tondi dengan Manuk Ringringan
Mangupah-upah Tondi merupakan suatu tradisi pada suku Batak Mandailing dan masih terus dipakai sampai saat ini khususnya di daerah Kabupaten Padang Lawas. Mangupah-upah Tondi diartikan sebagai ungkapan doa/harapan dan nasehat dari para orang tua. Prosesi ini wajib menyajikan Manuk Ringringan. Manuk Ringringan merupakan pangan adat yang bahan utamanya adalah ayam kampung yang dimasak dengan rempah dan bumbu khas. Penyajian Ayam ini harus dalam bentuk ayam utuh (bagian badan ayam tidak dipotong-potong) ditaruh diatas piring besar dengan komponen lainnya seperti nasi, telur ayam rebus dan garam yang dibungkus daun pisang. Manuk (Ayam) yang tersaji utuh bermakna kesatuan pendapat dari para orang tua (Daliha Na Tolu), putih telur bermakna kejujuran dan hati yang bersih, kuning telur bermakna tercapainya suatu harapan/doa, serta garam bermakna agar dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan bijaksana. Semua komponen Manuk Ringringan yang tersaji harus disentuh dan dimakan. Telur rebusnya harus dibelah sampai ke kuningnya dengan menggunakan tangan, ini menyimbolkan akan tercapainya harapan dan doa yang disampaikan.