Borobudur mempunyai empat pintu masuk di setiap sisinya. Para pemuka agama muncul dengan latar candi, yang merupakan bangunan Buddha. Kehadiran mereka di kawasan candi Borobudur adalah gestur simbolik yang menandai bahwa keberagaman keyakinan dan budaya sudah lama hadir di negeri ini. Saat ini, para pemuka agama tersebut sedang menjaga semangat keberagaman itu.
Selain itu, kehadiran mereka adalah juga simbol spiritual yang mempunyai energi positif. Ada banyak cerita di relief Borobudur; dari kisah asmara, spiritual, hingga sejarah laut dan rempah. Nenek moyang bangsa ini bercerita lewat relief agar dapat dibaca oleh anak-cucu mereka. Agar mereka tahu bahwa negeri ini punya sejarah panjang dan kekayaan yang melimpah.
Pada dasarnya, relief Borobudur menggambarkan kehidupan atau pembentukan masyarakat dari berbagai aspek, yang berdasarkan pada tiga tingkat candi tersebut, yaitu Kamandhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Video ini menampilkan chef, musisi, penari dan juga para desainer terkenal. Mereka berkolaborasi dengan semangat kearifan lokal sehingga pergelaran menjadi satu karya epik.
Adegan kemanusiaan dan keharmonisan ragam kebudayaan terlihat dalam video ini. Borobudur memang merepresentasikan agama Budha, tetapi seiring perkembangan zaman, candi yang berdiri agung di Magelang, Jawa Tengah, ini telah menjelma menjadi simbol multikultural dan keharmonisan.
Spiritual Borobudur
Seorang muslim berjalan menaiki tangga Borobudur, bertemu dengan seorang Hindu, seorang Kristen, dan kemudian seorang Biksu. Pada awalnya, Candi Borobudur dibangun dengan landasan agama Budha, tetapi banyak ajaran kemanusiaan yang terkandung dalam reliefnya juga ada di agama lain. Ajaran cinta kasih, misalnya.
Kini, candi Borobudur dirawat dan dijaga oleh penganut Islam di desa berpenduduk mayoritas Muslim. Tapi, toleransi dan pluralisme itu sendiri sesungguhnya telah terukir lama pada relief Borobudur, yaitu dalam kisah GANDAWYUHA.
Kuliner
Para chef merespons semangat Candi Borobudur, mencari cerita kuliner seperti apa yang terkandung dalam relief-reliefnya. Mereka menelusuri budaya masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Borobudur. Apakah ada tradisi masak zaman dulu yang masih dijaga oleh warga setempat? Bagaimana cara menanam padi? Mereka pun mencari masakan khas Magelang, mencari rempah, dan berinteraksi dengan warga setempat.
Kesenian
Musik dan tarian di candi Borobudur merupakan aspek peradaban yang terpapar dalam relief-reliefnya. Sahabat Budaya dapat menyaksikan bagaimana para musisi dan desainer berkolaborasi dengan seniman-seniman lokal untuk merespons relief tentang musik dan tarian.
Jelas! Pergelaran ini adalah pertunjukkan epik!
Selamat menikmati, Sahabat Budaya!