BAMBU PACITAN “SRI BOYONG”
Rontek Raung Bambu memberi judul pertunjukan mereka Sri Boyong, yang terilhami dari kebudayaan agraris di wilayah Kabupaten Pacitan. Sri diambil dari nama Dewi Sri, dewi yang menjadi lambang kesejahteraan dan kebersahajaan masyarakat Jawa dalam konteks masyarakat agraris.
Sri Boyong atau Sri Mulih menyampaikan suatu ajaran bahwa padi hasil panen petani harus terlebih dahulu dibawa pulang ke rumah. Ada kepercayaan bahwa menjual padi ketika masih berada di sawah adalah tidak elok, tidak sopan, tidak menghargai kepada yang memberi. Bila itu terjadi, segala kesejahteraan akan dijauhkan dari hidupnya.
Sementara itu, sapi merupakan lambang ibu pertiwi yang memberikan kesejahteraan kepada semua makhluk di bumi. Tenaga, kotoran, daging hingga kulitnya sangat bermanfaat bagi manusia. Sapi adalah sahabat terbaik dan juga simbol kekayaan para petani.
Bagi petani, hasil panen merupakan pertaruhan hidup dan mati, yang dijalani selama berbulan-bulan dengan sangat sabar.
Karya ini mengingatkan kita semua akan pentingnya apresiasi terhadap para petani. Mereka menjalani pekerjaan mereka dengan hati, untuk nilai kesejahteraan yang jadi tumpuan pangan seluruh lapisan masyarakat. Petani adalah napas kebudayaan dan kehidupan negeri ini. Tanpa petani, kita akan makan apa?
Hargai petani sebab mereka perantara Dewi Sri.