Wastra dalam Interior
Banyak di antara kita belum begitu familier dengan kata “wastra.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wastra adalah kain tradisional yang memiliki makna dan simbol tersendiri yang mengacu pada dimensi warna, ukuran dan bahan, contohnya batik, tenun, songket dan sebagainya. Hal-hal yang berkaitan dengan dunia batik, tenun dan songket, serta kain tradisional lainnya masuk dalam dimensi wastra.
Wastra Nusantara sendiri merupakan peninggalan leluhur yang secara turun-temurun telah menjadi aset yang sangat mahal bagi kebudayaan Indonesia. Wastra memiliki posisi sosial yang sangat penting dan bernilai tinggi di banyak daerah di Indonesia. Setiap lembar wastra pun memiliki keunikan dan cerita tersendiri dalam sejarahnya.
Bagi banyak orang, menerapkan wastra pada pakaian akan tampak biasa. Namun, di tangan seniman handal, wastra mampu memberi warna baru pada interior. Kecintaan seseorang pada wastra akan membuat seisi rumahnya memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi.
Ini kesempatan berharga bagi Sahabat Budaya untuk mengetahui lebih dekat bagaimana wastra diterapkan dalam desain interior.
Wastra Nusantara dalam Interior Rumah Tangga
Pemanfaatan wastra tidak saja berada di ruang-ruang pameran atau ruang seni yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. Wastra bisa hadir di mana saja, dan itulah fungsi dari produk-produk seni dan budaya. Produk seni dan budaya bisa menyesuaikan di mana pun ia ditempatkan.
Seniman wastra menceritakan proses berkaryanya dengan kain tradisional, baik dalam mengembangkan maupun mengaplikasikannya di luar kebutuhan akan sandang, memadupadankannya pada produk-produk interior.
Wastra Nusantara tidak hanya menyimpan nilai budaya yang luhur, tetapi juga potensi yang luar biasa untuk dikembangkan. Salah satu pengembangan yang bisa dilakukan adalah pemanfaatan Wastra Nusantara untuk interior rumah tangga. Dengan memerhatikan kaidah-kaidah tertentu, seperti estetika dan etika (motif), kita dapat mengembangkan potensi ekonomi kreatif dari wastra Nusantara ini.